Jakarta – Presiden Terpilih Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun ke depan. Bahkan, Prabowo bertekad melampaui angka tersebut.
Kendati demikian, jika melihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini, banyak pihak menilai target ambisius itu tak realistis. Pengamat Ekonomi Celios Nailul Huda, menyebut target tersebut sebagai kehaluan dari pikiran Presiden terpilih.
Target tersebut bukan mimpi siang bolong, namun merupakan sebuah kehaluan dari pikiran presiden yang disusupin oleh data surga yang pada akhirnya menimbulkan delusi, kata Nailul Huda kepada Jumat (6/9/2024).
Menurutnya, jika dilihat dari sejarah Indonesia belum pernah mencapai pertumbuhan ekonomi di kisaran 8 persen. Melainkan paling mentok Indonesia pernah mencapai angka 7 persen.
Hal itu berdasarkan dari data BPS, dimana pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2021dibanding kuartal II-2020 (yoy) mengalami pertumbuhan sebesar 7,07 persen.
Dari historical data, tidak kita mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Mentok 7 persen terjadi ketika low based effect oleh pandemi, ujarnya.
Ia melihat k depan Indonesia tidak ada lagi mengalami low based effect lantaran kondisi saat ini sudah normal. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga sama menargetkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 persen, namun pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh rata-rata 5 persen.
Itu saya sudah syukur bisa tumbuh 5 persen. Ini 8 persen, saya ragu Prabowo halusinasi menyebut angka tersebut, pungkasnya.