Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat dinamika harga yang tidak seragam di berbagai daerah sepanjang Agustus 2025. Dari 38 provinsi, sebanyak 11 provinsi mengalami inflasi, sementara 27 provinsi lainnya justru mengalami deflasi.
Di sini terlihat bahwa secara bulanan ada 11 provinsi yang mengalami inflasi dan 27 provinsi lainnya mengalami deflasi, kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dalam konferensi pers BPS, Senin (1/9/2025).
Dari sisi provinsi, inflasi bulanan tertinggi pada Agustus 2025 terjadi di Sumatera Utara, yakni sebesar 1,37 persen. Kenaikan harga di wilayah ini terutama dipengaruhi oleh komoditas pangan, di antaranya bawang merah dan beras yang mengalami lonjakan harga.
Berbeda dengan Sumatera Utara, Maluku Utara mencatat deflasi terdalam pada Agustus 2025 dengan angka mencapai 1,90 persen.
Inflasi tertinggi terjadi di Sumatera Utara yaitu sebesar 1,37 persen. Sedangkan deflasi terdalam terjadi di Maluku Utara, yaitu sebesar 1,90 persen, ujarnya.
Adapun di pulau Jawa yang mengelami deflasi terendah adalah DKI Jakarta 0,05 persen, dan deflasi terdalam terjadi di Banten 0,32 persen. Selanjutnya, di Bali Nusra deflasi terendah terjadi di Bali 0,39 persen dan deflasi terdalam di Nusa Tenggara Timur 0,55 persen.
Selanjutnya, di Kalimantan inflasi tertinggi di Kalimantan Utara 0,06 persen, dan deflasi terdalam di Kalimantan Tengah 0,44 persen. Di Sulawesi inflasi tertinggi di Sulawesi Tengah 0,06 persen, dan deflasi terdalam di Sulawesi Utara 1,11 persen.