Sleman Tradisi minum jamu kini hadir lebih mudah dan dekat dengan keseharian masyarakat. Tidak hanya tersedia di warung jamu tradisional, tetapi sudah merambah ke angkringan, ikon kuliner pinggir jalan yang digemari berbagai kalangan. Melihat tren ini, PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk (Sido Munul) mengundang 100 pelaku usaha angkringan di Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mengikuti Pelatihan Meracik Jamu Sido Muncul bertempat di The Westlake Resto, Sleman, Yogyakarta, pada Kamis (31/7/2025).
Kegiatan pelatihan bertujuan untuk melestarikan tradisi minum jamu, sekaligus mengedukasi pelaku usaha angkringan agar dapat menyajikan minuman tradisional yang praktis, higienis, dan bernilai ekonomis tinggi. Materi pelatihan terdiri dari pemaparan manfaat jamu bagi kesehatan; higienitas dan sanitasi; demo menyeduh jamu yang benar lengkap dengan inovasi minuman tradisional yang menyegarkan dan menyehatkan.
Direktur Sido Muncul Dr. (H.C.) Irwan Hidayat menyampaikan harapannya agar pelatihan meracik jamu ini dapat menjadi bekal berharga bagi pelaku usaha angkringan untuk terus berkembang dan meningkatkan kesejahteraannya. Ia menekankan bahwa kunci kesuksesan sebuah usaha terletak pada kualitas produknya.
Kuncinya produk baik, bersih, dan harganya masuk akal. Sehingga bisa diterima oleh konsumen. Saya berharap suatu hari nanti bisa menjadi pengusaha angkringan yang sukses, seperti halnya Sido Muncul yang membangun usaha dari nol, kata Irwan Hidayat.
Selain memberikan pelatihan, Sido Muncul juga telah mengajak para pelaku usaha angkringan untuk meninjau langsung proses produksi jamu di pabrik mereka. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan wawasan sekaligus sumber inspirasi agar pelaku usaha terus berinovasi dan meningkatkan kualitas usahanya.
Potensi Angkringan Jadi Kekuatan Ekonomi
Irwan menilai usaha angkringan memiliki potensi ekonomi yang luar biasa. Hal ini terlihat dari banyaknya pelaku usaha angkringan yang mampu bertahan dan berkembang.
Mereka itu sebenarnya hebat. Angkringan jumlahnya banyak dan bisa hidup. Orang kalau cuma jual jamu aja nggak mungkin bisa berkembang. Tapi angkringan bisa jual gorengan, mungkin soto, roti, dan bahkan membuat tempe sendiri. Karena jualnya macam-macam, jadi bisa survive,” kata Irwan.
Dengan pelatihan dan dukungan yang tepat, Irwan berharap para pelaku usaha angkringan menyadari potensi besar yang mereka miliki.
Yang saya maksud adalah menggerakkan kekuatan ini, supaya mereka menyadari bahwa punya potensi yang luar biasa. Kalau mereka bisa menyajikan jamu secara menarik, ini bisa jadi kekuatan baru. tambahnya.
Melalui angkringan, Irwan optimis tradisi minum jamu bisa tetap hidup. Penjual bisa menjual berbagai jenis makanan dan minuman sekaligus, termasuk jamu. Sambil melestarikan budaya, mereka juga tetap bisa memperoleh penghasilan.