Jakarta – Ratusan inovator di berbagai daerah dihadapkan pada sejumlah hambatan yang tidak lagi bertumpu pada kurangnya ide inovasi atau gagasan, melainkan pada persoalan sistemik yang menghambat lahirnya terobosan baru yang berdampak bagi masyarakat.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya fragmentasi kebijakan yang tumpang-tindih, ketergantungan pada sumber pendanaan APBD/APBN, serta budaya risk aversion yang membuat inovasi kerap kali mandek dan hanya menjadi pemenuhan kewajiban administratif.
Kondisi ini menegaskan bahwa pendekatan parsial tidak lagi memadai dan diperlukan adanya pergeseran menuju pembangunan ekosistem inovasi yang kolaboratif mengalihkan inovasi yang semula hanya dilakukan secara parsial atau ekosistem menuju ekosistem yang dilakukan secara kolaboratif lintas kementerian, lembaga dan pemerintah daerah.
“Selama ini inovasi hanya berfokus pada penciptaan alat, maka ekosistem inovasi akan berfokus pada menciptakan lingkungan. Dalam konteks ini Ekosistem inovasi pelayanan publik diterjemahkan sebagai satu kesatuan utuh dari enabler-enabler inovasi yang saling berinteraksi dan berkolaborasi melalui berbagai aktor yang terlibat, untuk mendorong inovasi agar terus tumbuh, berkembang, dan menjaga keberlangsungan inovasi pelayanan publik secara berkesinambungan dan berkelanjutan (sustainability), ungkap Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Muhammad Taufiq, Sabtu (6/12/2025).
Dalam menciptakan model ekosistem inovasi pelayanan publik, Muhammad Taufiq menjelaskan LAN mengadopsi 6 enabler kunci yaitu sumber daya manusia, regulasi, modal inovasi, budaya inovasi, kepemimpinan dan infrastruktur atau manajemen pengetahuan yang tersusun dalam bentuk hexagon yang saling mendukung antar pilar tersebut.
“Inovasi pelayanan publik bukan tentang memenangkan piala atau penghargaan, melainkan Inovasi adalah tentang memastikan bahwa negara hadir lebih cepat, lebih murah, dan lebih responsif untuk melayani rakyat, tutur dia.
/2025/09/17/1992289456.jpg)
/2025/10/17/1921234742.jpg)
/2025/06/24/1049013018.jpg)
/2025/10/18/1934219793.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5186932/original/075074000_1744629098-20250414-Harga_Emas_Batangan-AFP_5.jpg)


:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4743847/original/047607400_1707990294-IMG-20240215-WA0013.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5380905/original/084618200_1760438138-men8.jpg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5435072/original/058912100_1765003268-f07b0e32-82bf-43a7-9e34-08c7fe923f56.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/1641379/original/001230000_1499335806-20170706-IHSG-Berakhir-Bertahan-di-Zona-Hijau-Angga-2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5435876/original/062067100_1765102347-522d0204-c39e-4ba0-9656-6d28130a1fc4.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5408798/original/063578000_1762835033-IMG_0489.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5435352/original/073905300_1765024653-Menteri_Perdagangan__Mendag__Budi_Santoso-6__Desember_2025.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5435361/original/075712700_1765026353-Kepala_Badan_Gizi_Nasional__BGN___Dadan_Hindayana.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5435367/original/049095400_1765026750-Kepala_Badan_Gizi_Nasional__BGN___Dadan_Hindayana_-3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4038066/original/026572200_1653958351-WhatsApp_Image_2022-05-31_at_7.49.56_AM.jpeg)