Jakarta – Pengamat Ekonomi, Mata Uang & Komoditas Ibrahim Assuaibi, mencatat rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah 40 poin pada perdagangan Selasa sore, 11 November 2025 yang sempat melemah 55 poin di level 16.694 dari penutupan sebelumnya di level 16.654.
Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup melemah 40 poin sebelumnya sempat melemah 55 poin di level Rp 16.694 dari penutupan sebelumnya di level Rp 16.654, kata Ibrahim dalam keterangannya, Selasa (11/11/2025).
BACA JUGA:Rupiah Akhirnya Perkasa Lawan Dolar AS, Sentuh Level Segini Hari Ini 11 November 2025
BACA JUGA:Rupiah Menguat di Hari Pahlawan, Kurs Dolar Diramal Tetap Anjlok Besok
BACA JUGA:Tepatkah Terapkan Redenominasi Rupiah di Era Prabowo? Ini Kata Ekonom
BACA JUGA:Mensesneg: Redenominasi Rupiah Belum Akan Diterapkan dalam Waktu Dekat
Sementara itu, Ibrahim memproyeksikan untuk perdagangan besok, rupiah fluktuatif tetapi ditutup melemah di rentang 16.690 -16.730.
Adapun faktor yang mempengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah di antaranya, faktor eksternal senat AS pada Selasa malam mengesahkan RUU untuk membuka pendanaan pemerintah dan mengakhiri penutupan pemerintah atau shutdown pemerintah AS yang telah berlangsung lama.
RUU tersebut sekarang akan dibawa ke Dewan Perwakilan Rakyat untuk dipertimbangkan, di mana mayoritas Partai Republik mengisyaratkan akan mengesahkan RUU tersebut paling cepat pada hari Rabu, setelah itu akan dikirim kepada Presiden Donald Trump untuk ditandatangani menjadi undang-undang.
RUU tersebut sekarang akan mengakhiri penutupan pemerintah terlama dalam sejarah AS, yang memasuki hari ke-41 pada hari Senin, ujar dia.
Berakhirnya penutupan pemerintah juga akan membuka jalan bagi pemerintah AS untuk merilis data ekonomi resmi, yang akan memberikan lebih banyak petunjuk kepada pasar mengenai ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Penurunan Suku Bunga
Faktor lainnya yakni pasar terlihat terus-menerus memperkirakan ekspektasi penurunan suku bunga AS pada bulan Desember, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi, yang kemungkinan akan dirasakan oleh The Fed.
Selain itu, bank sentral juga telah meremehkan ekspektasi penurunan suku bunga pada bulan Desember dalam pertemuannya di bulan Oktober.




:strip_icc()/kly-media-production/medias/5407076/original/050291600_1762666830-Nusron.jpg)


:strip_icc()/kly-media-production/medias/4837498/original/067081100_1716195906-Harga_emas_cetak_rekor_tertinggi-ANGGA_4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5233302/original/051391600_1748311447-1000006881.jpg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/3271756/original/069996900_1603102551-20201019-Harga-Emas-Hari-Ini-Stabil-4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5395181/original/005131300_1761661117-4c44bfc5-0243-4d6c-adf8-c3863b4bba59__1_.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5339216/original/084284400_1757046083-WhatsApp_Image_2025-09-05_at_10.53.52__1_.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5366601/original/054107200_1759246878-Untitled.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5355962/original/087526300_1758388524-Untitled.jpg)