Jakarta – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan kesepakatan tarif resiprokal Amerika Serikat bisa untungkan Indonesia. Barang asal AS akan lebih murah di pasar nasional, sementara produk RI bisa bersaing di Negeri Paman Sam.
Purbaya mengatakan tarif 19 persen buat produk RI dan 0 persen untuk produk AS bukan suatu masalah. Ada dua hal yang disorotinya: pertama, bedanya produk ekspor RI ke AS dan produk yang di impor; kedua, harga barang dari AS menjadi lebih murah di Tanah Air.
Barang-barangnya beda, barang-barang yang dari Amerika ekspor ke sini, kita enggak bisa produksi. Jadi yang di sana kita bandingkan dengan negara lain, yang di sini kita bandingkan dengan produksi kita. Sama enggak dengan Amerika? Kelihatannya beda, ungkap Purbaya dalam LPS Financial Festival 2025, Kamis (7/8/2025).
Dia memberi sedikit contoh barang AS yang masuk ke Indonesia. Misalnya, sepeda motor merek Harley Davidson yang bisa saja menjadi lebih murah ketika masuk ke Indonesia imbas kesepakatan tarif tadi. Tapi dari si persaingan enggak ada masalah, malah kita bisa dapat barang lebih murah, katanya.
Sementara itu, tarif 19 persen buat barang Indonesia ke pasar AS juga tak dipandang pusing olehnya. Menurut dia, tarif itu tetap lebih murah ketimbang negara mitra dagang AS lainnya.
Jadi harus kita perhatikan negara itu dapat tarif berapa ke Amerika, dan sekarang kita lebih rendah atau jauh lebih rendah dari yang dikenakan Amerika ke negara yang tadi. Jadi perang tarif ini menguntungkan, tuturnya.