Jakarta – Dunia berduka atas kepergian Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik yang meninggal dunia pada Senin, 21 April 2025. Paus Fransiskus yang bernama asli Jorge Mario Bergoglio ini meninggal pada usia 88 tahun.
Paus Fransiskus, yang namanya dikenal luas karena kesederhanaannya, menghembuskan nafas terakhir sehari setelah perayaan Paskah. Kabar duka ini dikonfirmasi oleh Vatikan, mengakhiri 12 tahun kepemimpinannya yang penuh transformasi bagi Gereja Katolik.
Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus dikenal sebagai sosok reformator yang gigih memperjuangkan kaum miskin dan terpinggirkan, mendorong dialog antaragama, dan mengutamakan kepedulian terhadap lingkungan hidup. Kesederhanaan yang menjadi ciri khasnya tampak dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari tempat tinggal hingga cara Paus Fransiskus berinteraksi dengan masyarakat dunia.
Kesederhanaan Paus Fransiskus juga disampaikan oleh Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo. Ia mengenang Paus Fransiskus sebagai pribadi yang sederhana.
“Yang sangat mencolok dalam pribadi Paus Fransiskus adalah kesederhanaannya. Kesederhanaan itu tercermin juga di dalam yang tadi ditanyakan, simplifikasi penyederhanaan upacara pemakaman Paus,” kata Kardinal Suharyo di Gereja Katedral Jakarta, Sawah Besar, Jakarta Pusat, dikutip Rabu (23/4/2025) dari Kanal News www.wmhg.org.
Paus Fransiskus juga telah merevisi ritus pemakaman Paus dengan tujuan menyederhanakan ritual itu. Paus Fransiskus dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore (St Mary Maggiore). Ia pun menjadi paus pertama dalam lebih dari satu abad yang dimakamkan di luar Vatikan. Sebelum Fransiskus, paus terakhir yang dimakamkan di luar Vatikan adalah Leo XIII yang meninggal pada 1903. Demikian seperti dikutip dari abs-cbn.com.
Kardinal Suharyo menilai, bahkan ketika Paus Fransiskus berpulang, kesederhanaan tetap ditunjukkan dalam upacara keagamaan.
“Jadi bukan hanya ketika beliau masih ada di antara kita, beliau itu sederhana. Tetapi bahkan ketika beliau sudah berpulang, tidak ingin upacara pemakamannya itu menampilkan kemegahan. Mungkin baik kalau masih dikatakan bukan kemegahan, tetapi keagungan,” kata dia.