Jakarta Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengingatkan bahwa kegagalan negosiasi tarif impor sebesar 32 persen antara Indonesia dan Amerika Serikat bisa berdampak serius.
Ia menyebut salah satu dampak terburuk adalah gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor Tekstil dan Produk Tekstil (TPT). Industri ini selama ini menjadi tulang punggung serapan tenaga kerja nasional.
Sektor tekstil dan alas kaki yang mempekerjakan lebih dari 3,6 juta orang diprediksi akan terdampak langsung.
Keputusan Trump ini menimbulkan kerugian strategis jangka panjang bagi ekonomi Indonesia. Industri tekstil dan alas kaki yang menyerap lebih dari 3,6 juta tenaga kerja akan terpukul keras, kata Achmad dalam keterangannya, Jumat (11/7/2025).
Imbasnya, buyer global akan mulai memindahkan pesanan mereka ke negara-negara pesaing seperti Thailand, Vietnam, atau Kamboja.
Pasalnya negara-negara tersebut masih menikmati tarif ekspor yang lebih rendah ke AS, membuat produk mereka lebih kompetitif. Indonesia pun terancam kehilangan pangsa pasar yang selama ini telah dibangun susah payah.
Buyer global akan memindahkan kontrak produksinya ke Thailand, Vietnam, atau Kamboja yang tarif ekspornya jauh lebih rendah, ujarnya.
Jika ini terjadi, PHK massal akan tak terhindarkan dan berimbas pada meningkatnya angka pengangguran di dalam negeri. Selain itu, menurunnya pendapatan masyarakat akan berdampak lanjutan pada daya beli nasional.
Ini berarti ancaman pemutusan hubungan kerja massal yang akan meningkatkan pengangguran dan menurunkan daya beli masyarakat, ujarnya.