Jakarta Kementerian Perindustrian konsisten untuk terus memacu hilirisasi industri berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, termasuk pengembangan keanekaragaman hayati Indonesia menjadi obat bahan alam. Langkah strategis ini dinilai akan turut berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebagai wujud nyata komitmen tersebut, Kemenperin telah memberikan dukungan infrastruktur berupa pembangunan fasilitas produksi obat bahan alam yang dinamakan House of Wellness (HoW) di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kimia Farmasi dan Kemasan (BBSPJIKFK), Jakarta.
Fasilitas ini untuk pengembangan subsektor industri obat bahan alam Indonesia yang terdiri dari jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka.
“Mari kita jadikan momentum ini sebagai awal yang baik untuk mendorong pemanfaatan potensi kekayaan hayati Indonesia menjadi produk obat bahan alam unggulan berbasis sumber daya alam lokal namun berkelas global,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJ) Andi Rizaldi pada acara penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pemanfaatan Fasilitas HoW di BBSPJIKFK, Jakarta, Jumat (11/7/2025).
Kepala BSKJI memberikan apresiasi atas penandatanganan PKS ini, antara BBSPJIKFK dengan PT Aurora Alam Khatulistiwa dalam rangka pemanfaatan fasilitas HoW di BBSPJIKFK.
“Dengan terjalinnya kerja sama ini, kami berharap fasilitas ini dapat berfungsi secara optimal dalam mendorong produktivitas dan inovasi industri obat bahan alam di Indonesia,” tuturnya.
Kerja sama ini juga merupakan bentuk implementasi dari semangat sinergi antara pemerintah dengan dunia usaha untuk saling menguatkan dalam mewujudkan kemandirian industri obat bahan alam nasional.
“Hingga saat ini tercatat sebanyak 23.576 obat bahan alam yang terdiri dari 23.000 jamu, 77 obat herbal terstandar, dan 20 fitofarmaka,” sebut Andi.