Jakarta – Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer angkat suara terkait lonjakan angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) selama periode Januari hingga Juni 2025 yang tercatat 42.385 pekerja atau 32,19 persen meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya 32.064 pekerja terkena PHK.
Ia menegaskan, kondisi tersebut tidak bisa dilihat secara sepihak, karena ada banyak variabel yang memengaruhi, termasuk faktor eksternal dan dinamika kawasan industri.
Yang pasti begini, ini angka lonjakan PHK memang mungkin meningkat ya, sekian persen itu tadi. Tapi begini, kita hari ini lagi melonjak kawasan-kawasan industri yang hari ini resapan tenaga kerjanya juga banyak, kata Immanuel saat ditemui di Gedung BRIN, Jakarta, Senin (28/7/2025).
Dia menuturkan, saat ini justru terjadi ekspansi kawasan industri di beberapa wilayah, seperti Sulawesi Tenggara dan Kalimantan Timur. Kawasan-kawasan ini menjadi pusat baru serapan tenaga kerja, meskipun di sisi lain data PHK juga menunjukkan kenaikan signifikan.
Contohnya di Sultra, kemudian ada di beberapa lagi Kalimantan Timur. Jawa Barat juga, artinya ya memang kondisi global ini hari ini tidak baik-baik saja, ujarnya.
Ia juga menyinggung Jawa Barat sebagai salah satu daerah yang turut terdampak oleh ketidakstabilan global. Immanuel mengingatkan tidak semestinya publik menganggap pemerintah diam terhadap persoalan PHK.
Kita tidak boleh juga seakan-akan bahwa pemerintah sedang tidak melakukan apa-apa. Tapi yang pasti pemerintahan Pak Prabowo sudah melakukan yang terbaik buat bangsa ini. Menekan angka pengangguran sampai dibuat lah yang namanya coba mitigasi kenapa PHK begitu banyak, ujarnya.