Jakarta Jepang tengah mengalami lonjakan inflasi pada komoditas pangan beras, ketika negara itu berjuang dengan masalah keterbatasan pasokan.
Melansir CNBC International, Jumat (20/6/2025) harga beras di Jepang telah naik lebih dari dua kali lipat pada Mei 2025, melonjak 101,7% secara tahunan.
Angka tersebut menandai lonjakan harga beras terbesar dalam lebih dari setengah abad.
Lonjakan besar ini menyusul kenaikan 98,4% pada harga beras di bulan April, dan kenaikan 92,1% pada bulan Maret 2025.
Harga beras Jepang telah menjadi sorotan akhir-akhir ini, dengan pemerintah negara itu telah melepaskan stok darurat untuk memoderasi harga pangan utama negara tersebut.
Selain itu, lonjakan harga beras juga terjadi ketika tingkat inflasi inti Jepang naik menjadi 3,7% pada Mei 2025, menandai level tertingginya sejak Januari 2023.
Inflasi inti Jepang, yang tidak termasuk biaya untuk makanan segar lebih tinggi dari 3,6% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters, dan berada di atas angka bulan April sebesar 3,5%.
Adapun inflasi utama Jepang mencapai 3,5%, lebih rendah dibandingkan dengan 3,6% pada bulan April 2025.
Ini menandai bulan ke-38 berturut-turut inflasi telah melampaui target BOJ sebesar 2%.
Ahli Strategi Pasar Global di JP Morgan Asset Management, Marcella Chow mencatat bahwa beras menyumbang sekitar 50% dari inflasi inti Jepang, dan tren inflasi di masa mendatang sangat bergantung pada harga pangan, khususnya beras.