Jakarta – Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani mengatakan investasi di sektor otomotif tembus hingga Rp 157 triliun dari 2020-2024. Angka investasi ini menunjukkan peluang pengembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Rosan menuturkan, dalam lima tahun terakhir, industri otomotif di Indonesia menyumbang rata-rata 7,6 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) manufaktur Indonesia. Nilai investasinya sendiri mencapai Rp 157 triliun.
Kalau kita lihat lagi bahwa industri otomotif ini Selama 2020-2024 mencapai realisasi investasi lebih dari Rp 157 triliun. Angka yang sangat-sangat besar, ungkap Rosan dalam New Energy Vehicle Summit 2025, di Jakarta, Selasa (6/5/2025).
Dia turut mengintip peluang pengembangan industri kendaraan listrik dari porsi investasi otomotif tersebut. Menurut dia, Indonesia sudah memiliki modal yang kuat dalam membangun ekosistem industri kendaraan listrik.
Bahwa di Indonesia ini, untuk ekosistem EV battery, saya bicara EV battery, itu sudah paling lengkap, dari pertambangannya, dari nikelnya, ini kan bagian dari EV battery, ucapnya.
Dia menjelaskan, mulai dari nikel, nickel mate, nickel sulfate, prekursor, katoda, anoda, baterai sel, hingga battery pack dan battery recycle sudah mulai dibangun di Indonesia.
Dari nickel ke nickel mate, nickel sulfate, precursor, cathode, anode Kemudian cell battery, battery pack kemudian sampai recycle battery itu semua investasi sudah ada di Indonesia. Jadi the whole ekosistemnya sudah ada, tuturnya.