Jakarta – Genap satu tahun berjalan, kinerja Kabinet Merah Putih menjadi sorotan, terutama di tengah tantangan global yang kompleks, mulai dari ketegangan geopolitik hingga fluktuasi pasar keuangan.
Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto menegaskan, ekonomi Indonesia menunjukkan ketahanan yang kuat, bahkan menjadi bright spot di tengah perlambatan ekonomi dunia.
BACA JUGA:17 Kali Berturut-turut, Kemenko Perekonomian Raih Opini WTP BPK sejak 2008
BACA JUGA:Petani Ubi Kayu Lampung Rugi, Pemerintah Cari Jalan Keluar
BACA JUGA:Total Investasi KEK Gresik dan Kendal Capai Rp 190,9 Triliun
BACA JUGA:KUR Tebu Rakyat dan Kredit Alsintan Didorong untuk Tingkatkan Produktivitas Petani
Klaim tersebut didukung oleh sejumlah data makroekonomi positif. Capaian Ekonomi Satu Tahun ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi triwulan II-2025 yang mencapai 5,12% (yoy), menjadikannya salah satu yang tertinggi di antara negara-negara G20.
Stabilisasi ini juga diikuti oleh inflasi yang sangat terjaga di level 2,65% pada September 2025, salah satu yang terendah di G20.
Bahkan minggu lalu IMF dalam outlook-nya menyebutkan bahwa Indonesia adalah bright spot di tengah ekonomi dunia yang mengalami pelambatan. Kita harus syukuri, tutur Haryo Limanseto saat berbicara dalam Forum Diskusi Publik Capaian Satu Tahun Kinerja Kabinet Merah Putih di Jakarta, Senin (20/10/2025).
Sektor pasar modal juga mencatat rekor, dengan IHSG mencapai all time high pada level 8.200. Sementara itu, neraca perdagangan mencatatkan surplus selama 64 bulan berturut-turut, dengan surplus Agustus 2025 mencapai $5,49 miliar. Haryo menekankan bahwa Pemerintah tidak akan berpuas diri, reformasi dan deregulasi akan terus didorong untuk meningkatkan efisiensi.