Jakarta Fidelity International memprediksi, harga emas dunia dapat mencapai USD 4.000 per ounce pada akhir tahun depan. Hal ini seiring bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga untuk membantu ekonomi Amerika Serikat (AS), dolar AS melemah dan bank sentral terus menambah kepemilikan emas.
Mengutip Yahoo Finance, Rabu (30/7/2025), Multi-Asset Fund Manager, Ian Samson menuturkan, pihaknya tetap optimisis terhadap logam mulia itu dengan beberapa portofolio lintas aset baru-baru ini meningkatkan kepemilikan. Hal ini karena harga emas turun dari level tertinggi sepanjang masa di atas USD 3.500 per ounce pada April 2025.
Alasannya adalah kami melihat jalur yang lebih jelas menuju Federal Reserve yang lebih dovish,” kata Samson dalam sebuah wawancara.
Ia menambahkan, beberapa dana telah melipatgandakan alokasi 5% mereka selama setahun terakhir. Selain itu, Agustus seringkali sedikit lebih lemah untuk pasar, sehingga diversifikasi lebih lanjut “masuk akal,” ujar dia..
Emas mencatat kenaikan pada 2025 seiring ketidakpastian seputar upaya agresif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membentuk kembali perdagangan global, konflik di Timur Tengah dan Ukraina, dan akumulasi bank sentral menopang kenaikan.
Meski demikian, logam mulia tersebut telah diperdagangkan dalam kisaran yang ketat selama beberapa bulan terakhir, dengan permintaan untuk aset safe haven sedikit menurun seiring beberapa kemajuan dalam pembicaraan perdagangan AS meredakan kekhawatiran tentang skenario terburuk bagi ekonomi global.
Mungkin Anda akan menghindari skenario kiamat yang telah digambarkan pada awal tahun, tetapi pada akhirnya kita akan hadapi pajak sekitar 15% terhadap sekitar 11% ekonomi AS yang merupakan impor,” ujar Samson yang merujuk tarif Trump.
Anda mungkin berharap hal itu akan memperlambat ekonomi,” kata dia.