Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, pada kuartal II-2025, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,97 persen secara tahunan (year on year).
Peningkatan ini terjadi seiring dengan berbagai insentif yang diberikan pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat. Salah satu kunci keberhasilan tersebut adalah terjaganya inflasi pada level rendah, yakni 2,18 persen pada kuartal kedua. Angka ini masih berada dalam rentang target pemerintah sebesar 2,5 persen ±1 persen.
Ini menunjukkan bahwa hal yang dilakukan oleh pemerintah menjaga inflasi tetap rendah di 2,18% di kuartal kedua lebih tinggi sedikit tapi masih di dalam range 2,5% plus minus 1,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Dia menuturkan, inflasi yang terkendali membuat masyarakat lebih percaya diri untuk membelanjakan uangnya, terutama pada sektor-sektor yang berkaitan dengan mobilitas dan gaya hidup.
Kenaikan pengeluaran masyarakat paling terlihat di sektor transportasi dan restoran. Keduanya mencerminkan peningkatan aktivitas masyarakat selama periode libur sekolah dan hari besar keagamaan.
Juga pengeluaran masyarakat terutama untuk bidang transportasi, restoran sejalan dengan mobilitas masyarakat terutama pada masa libur sekolah,” ujarnya.
Momentum ini dimanfaatkan pemerintah dengan menggelontorkan insentif strategis, termasuk diskon tarif transportasi dan penyesuaian pajak pertambahan nilai (PPN) untuk merangsang konsumsi.
Yang waktu itu memang merupakan target pemerintah untuk menstimulasi kegiatan ekonomi masyarakat melalui berbagai insentif yang diberikan termasuk tarif transport yang di-discount atau PPN yang diturunkan,” ujarnya.
Sri Mulyani menegaskan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak hanya menjadi alat penyangga fiskal, tetapi juga motor penggerak konsumsi nasional.