Jakarta – Indonesia menghadapi tantangan besar dalam sistem pangannya, mulai dari krisis iklim hingga isu gizi. Untuk menjawab tantangan ini, transformasi menuju sistem pangan yang tangguh dan berkelanjutan menjadi sangat krusial.
Peneliti dan Analis Kebijakan dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Maria Dominika, bahwa inovasi teknologi pangan adalah kunci utama untuk mencapai transformasi tersebut.
Kunci transformasi tersebut tidak terlepas dari inovasi teknologi pangan. Perkembangan riset dan teknologi pangan mampu membuka peluang besar untuk mendorong upaya transformasi. kata dia, dalam keterangan tertulis, Jumat (1/8/2025).
Namun, inovasi tidak tercipta secara instan, melainkan perlu dukungan dari sebuah ekosistem yang suportif dan terbuka terhadap ide-ide baru,” jelas Maria.
Menurut Maria, inovasi yang dibutuhkan mencakup berbagai aspek. Di antaranya, pengembangan benih unggul yang tahan terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrem, yang saat ini makin sulit diprediksi.
Selain itu, diperlukan inovasi dalam proses produksi agar lebih efisien dan ramah lingkungan, serta teknologi untuk penyimpanan, distribusi, dan pengolahan pangan yang dapat menekan angka kerugian pascapanen. Inovasi harus dilakukan secara menyeluruh, dari hulu hingga hilir, untuk menjamin kelangsungan rantai pasok pangan.