Jakarta Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan bahwa sebagian besar wilayah Indonesia akan menghadapi puncak musim kemarau pada Agustus 2025.
Terutama di wilayah Sumatra dan Kalimantan, dengan wilayah prioritas mencakup Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Meskipun Indonesia memasuki kondisi La Niña (kemarau basah) hingga Mei 2025, risiko karhutla tetap tinggi, terutama di wilayah dengan vegetasi kering dan lahan gambut.
Hal tersebut terungkap dalam Bimbingan Teknis Media Handling Komunikasi Krisis Isu Kebakaran Hutan dan Lahan di Palembang yang digelar pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital.
Penanganan karhutla, saat ini memiliki urgensi yang semakin tinggi salah satunya terkait ancaman terhadap kesehatan masyarakat dan kerusakan alam.
Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Provinsi Sumatra Selatan, Sudirman, pada sesi pertama. Terlebih, dari luas Provinsi Sumsel yang seluas 8,37 juta hektar, sekitar 1,27 hektarnya merupakan lahan gambut.
“Mitigasi awal, di awal musim kemarau, diperlukan dengan melaksanakan sosialisasi baik ke media sosial, dan lokasi-lokasi di rawan bencana,” tambah Sudirman dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).