Jakarta – Gelombang demonstrasi yang bergulir nyaris sepekan pada akhir Agustus 2025 tak hanya memakan korban jiwa, melainkan juga menggoncang stabilitas ekonomi nasional.
Demo dimulai pada 25 Agustus menuntut penurunan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Kemudian, demo buruh menuntut kenaikan upah dan penghapusan Outsourcing menyusul pada 28 Agustus 2025, yang berujung insiden meninggalnya seorang pengemudi ojek online, Affan Kurniawan (21) yang tewas di kawasan Penjompongan, Jakarta Pusat. Kejadian tersebut memicu kemarahan publik, dan berujung kericuhan di sekitar kantor kepolisian.
Ekonom dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pasundan, Acuviarta menilai aksi demonstrasi ini akan berdampak terhadap aktivitas yang berdekatan dengan lokasi unjuk rasa, mulai dari perkantoran hingga pusat aktivitas bisnis.
Selain itu, gejolak aksi ini juga tercermin dari indikator pasar yang bergejolak, seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan nilai tukar rupiah.
IHSG hari ini dibuka turun 210,4 poin ke posisi 7.620,09. Pada perdagangan pukul 09.02 WIB, IHSG merosot 3,55 % ke posisi 7.552. Pada penutupan sesi pertama, IHSG turun 0,76% ke posisi 7.770,98.