Jakarta – Harga minyak naik 1% pada Rabu,30 Juli 2025 karena investor fokus pada perkembangan tenggat waktu yang lebih ketat dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump bagi Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina dan ancaman tarifnya terhadap negara-negara yang memperdagangkan minyaknya.
Menngutip CNBC, Kamis (31/7/2025), harga minyak mentah berjangka Brent naik 73 sen, atau 1,01%, ditutup pada USD 73,24 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 79 sen, atau 1,14%, ditutup pada USD 70 dengan investor sebagian besar mengabaikan data AS yang beragam mengenai persediaan minyak mentah dan bahan bakar.
Kedua kontrak telah turun hampir 1% sebelumnya pada hari itu.
Pada Selasa, Trump mengatakan akan mulai memberlakukan langkah-langkah terhadap Rusia, seperti tarif sekunder sebesar 100% terhadap mitra dagang, jika Rusia tidak membuat kemajuan dalam mengakhiri perang di Ukraina dalam 10 hingga 12 hari, naik dari tenggat waktu 50 hari sebelumnya.
Donald Trump mengenakan tarif 25% atas barang-barang impor dari India mulai 1 Agustus, beserta denda yang tidak disebutkan jumlahnya jika membeli senjata dan minyak Rusia. AS juga memperingatkan Tiongkok, pembeli minyak Rusia terbesar, bahwa Tiongkok dapat menghadapi tarif yang sangat besar jika terus membeli.
Analis JP Morgan menulis meskipun Tiongkok kemungkinan besar tidak akan mematuhi sanksi AS, India telah mengisyaratkan akan mematuhinya, yang dapat memengaruhi 2,3 juta barel per hari (bph) ekspor minyak Rusia.
“Para pedagang tampaknya lebih fokus pada tarif (terkait Rusia) dan kepatuhan India dianggap positif terhadap harga minyak mentah,” ujar Senior Vice President of Trading BOK Financial, Dennis Kissler.