Jakarta – Harga minyak turun pada perdagangan Kamis,11 September 2025. Koreksi harga minyak terjadi seiring kekhawatiran atas melemahnya permintaan Amerika Serikat (AS).
Selain itu, pergerakan harga minyak juga didorong kelebihan pasokan yang luas yang mengimbangi ancaman terhadap produksi akibat konflik di Timur Tengah dan perang Rusia di Ukraina.
Mengutip CNBC, Jumat (12/9/2025), harga minyak Brent berjangka turun USD 1,12 atau 1,66% ke posisi USD 66,37 per barel. Selain itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) berjangka terpangkas USD 1,3 atau 2,04% menjadi USD 62,37.
Harga minyak turun hari ini sebagai respons terhadap berita utama IEA yang bearish, yang menunjukkan kelebihan pasokan besar-besaran di pasar minyak tahun depan, kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
Badan Energi Internasional (IEA) mengatakan dalam laporan bulanannya kalau pasokan minyak dunia akan meningkat lebih cepat dari yang diperkirakan tahun ini karena OPEC+ terus meningkatkan produksi.
Namun, laporan OPEC yang diterbitkan setelah IEA mempertahankan prakiraan pasokan dan permintaan non-OPEC untuk tahun ini, dengan alasan permintaan yang stabil.