Jakarta – Harga emas anjlok ke level terendah dalam dua minggu pada Kamis, 1 Mei 2025. Harga emas merosot didorong sinyal meredanya ketegangan perang dagang dan hari libur di China.
Di sisi lain, pelaku pasar juga fokus pada laporan penggajian Amerika Serikat (AS) pada Jumat, 2 Mei 2025 waktu setempat untuk mengukur prospek ekonomi.
Mengutip CNBC, Jumat (2/5/2025), harga emas di pasar spot turun 2,3% menjadi USD 3.211,53 per ounce pada pukul 1:44 PM ET (17.44 GMT) setelah mencapai level terendah sejak 14 April pada awal sesi perdagangan. Harga emas mencapai rekor USD 3.500,03 per ounce pada pekan lalu.
Sementara itu, harga emas berjangka AS merosot 2,95% menjadi USD 3.222,20.
“Ada tanda-tanda kesepakatan perdagangan yang akan datang, dan pembicaraan dari China kalau pemerintahan Trump telah mengulurkan tangan. Perdagangan berisiko sedang berlangsung, yang mengarah pada aksi ambil untung dalam aset emas yang aman,” ujar Senior Market RJO Futures, Bob Haberkorn.
Presiden AS Donald Trump menuturkan, perjanjian perdagangan dapat dicapai dengan India, Jepang dan Korea Selatan. “Ada peluang yang sangat bagus untuk mengamankan kesepakatan dengan China,” tutur dia.
Selain itu, akun media sosial yang berafiliasi dengan media pemerintah China mengatakan AS telah mendekati China untuk mencari pembicaraan mengenai tarif 145%.
Adapun pasar China tutup untuk memperingati Hari Buruh pada 1-5 Mei.
TD Securities dalam sebuah catatan menyebutkan emas sedang tersedot ke dalam ke kekosongan likuiditas yang disebabkan oleh liburan di China.
Data pada Rabu menunjukkan ekonomi AS berkontraksi pada kuartal pertama dan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS tidak berubah pada Maret. Sekarang semua mata tertuju pada laporan penggajian nonpertanian AS yang akan dirilis pada Jumat pekan ini.