Jakarta Pengamat pasar komoditas, Ibrahim Assuaibi, memprediksi harga emas global akan bergerak fluktuatif dalam jangka pendek, dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi Amerika Serikat. Ia menyebut revisi Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal pertama AS yang mengalami kontraksi sebesar 0,5% menjadi indikator penting.
“Indikasi ini adalah akibat dari perang dagang yang tak kesudahan sampai saat ini. Sehingga apa? Sehingga pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama itu terjadi kontraksi,” jelas Ibrahim dalam keterangannya, Rabu (26/6/2025).
Meski demikian, ia mencatat bahwa tingkat pengangguran di AS justru mengalami penurunan signifikan, yang bisa menjadi sentimen positif bagi ekonomi namun juga membingungkan pasar. “Nah di sisi lain pun juga, saya lihat pengangguran pun juga mengalami penurunan yang cukup signifikan,” imbuh Ibrahim.
Pasar Menanti Testimoni Kashkari dan BAR soal Suku Bunga
Ibrahim menekankan bahwa perhatian pelaku pasar saat ini tertuju pada testimoni pejabat Bank Sentral AS, khususnya Neel Kashkari dan Mr. BAR, terkait arah kebijakan suku bunga. Meskipun Ketua The Fed, Jerome Powell, belum memberi sinyal pemangkasan suku bunga, narasi mulai bergeser.
“Walaupun kemarin Powell dalam pernyataannya di Kongres, dia mengatakan bahwa kenapa Bank Sentral masih mempertahankan suku bunga tinggi. Ini karena kondisi perang dagang dan geopolitik ini yang membuat inflasi di Amerika terus mengalami penurunan,” ujar Ibrahim.
Namun jika inflasi menurun pada Juli dan September, Bank Sentral AS disebut berpeluang menurunkan suku bunga. “Saya melihat bahwa Kaskari, Mr. BAR ini condong terhadap penurunan suku bunga. Sehingga ini akan berdampak positif terhadap pergerakan harga emas dunia,” tambahnya.