Jakarta – Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan rencana yang cukup mengejutkan, menghapus kuota impor untuk sejumlah komoditas. Lantas, apa yang menjadi tujuannya?
Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menyampaikan maksud di balik rencana penghapusan kuota impor tersebut. Misalnya, melawan tindakan yang tidak bertanggungjawab.
Dia enggan ada pihak tertentu yang mempermainkan kuota impor tersebut. Ketika ada industri yang butuh bahan baku impor, maka bisa langsung mengajukannya ke pemerintah selaku regulator.
Jadi contoh, misalnya butuh impor daging beku, yang butuh industri, ya sudah industri aja yang impor. Enggak usah ada pihak tertentu di kasih kuota, kemudian dia yang ngatur jumlahnya, dia yang dikasih hak khusus, itu yang menurut pak Presiden tidak adil, kata Sudaryono, beberapa waktu lalu, ditulis Selasa (22/4/2025).
Dia khawatir ada pihak yang mempermainkan bahkan menjual kuota impor yang dimiliki. Meski begitu, dia tidak berbicara banyak apakah hal tersebut bersasarkan dengan temuannya selama ini.
Kalau nanti orang di kasih kuota, dikasih kuota dia jualan lagi, dijual lagi, baru end-usernya mungkin turunan ketiga keempat kan artinya ada penambahan harga. Nah disitu dianggap tidak efisien, toh impor, tuturnya.
Senada, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyampaikan maksud Presiden Prabowo agar tidak ada pihak tertentu yang mendapat keuntungan dari kuota impor.
Ya, maksudnya dipermudah. Jadi, kalau memang sudah ada angkanya, tentunya berdasarkan neraca, kan ada neracanya. Neraca itu maksudnya lebih melindungi para petani dan peternakan, ungkapnya.
Jadi, ada neraca komoditas. Ada angka-angka yang harus dihitung. Tinggal ini masalahnya siapa yang mengimpor itu kemarin. Maksudnya dibuka seluas-luasnya, jangan 1-2 perusahaan saja. Maksudnya Pak Presiden kan itu, dia menambahkan.