Jakarta – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, jumlah uang beredar meningkat berkat penyaluran dana saldo anggaran lebih (SAL) milik pemerintah, dan kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM).
Seperti diketahui, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa telah menggelontorkan Rp 200 triliun dana SAL yang ditempatkan di Bank Indonesia kepada 5 bank Himbara, yakni Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN, dan BSI.
Sementara untuk KLM, total insentif yang diberikan hingga pekan pertama Oktober 2025 mencapai Rp 393 triliun. Sebanyak Rp 173,6 triliun disalurkan kepada bank Himbara, Rp 174,4 triliun untuk bank umum swasta nasional (BUSN), Rp 39,1 triliun kepada bank pembangunan daerah (BPD), dan Rp 5,7 triliun ke kantor cabang bank asing.
Kebijakan moneter longgar dan penempatan dana SAL pemerintah di perbankan mendorong kenaikan jumlah uang beredar, ujar Perry, Rabu (22/10/2025).
Perry menjelaskan, pertumbuhan uang primer adjusted yakni uang primer yang telah memperhitungkan dampak penurunan giro wajib minimum (GWM) imbas pemberian KLM mencapai 18,58 persen secara tahunan (YoY) di September 2025.
Lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan uang primer M0 tanpa memperhitungkan dampak KLM sebesar 13,16 persen year on year, imbuh dia.