Jakarta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengusulkan agar pembayaran subsidi energi dan kompensasinya kepada BUMN juga dilakukan dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Menurutnya, BUMN membutuhkan pasokan dolar untuk menjaga stabilitas keuangan.
Erick mengatakan, usulan tersebut telah dibahas bersama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) serta Kementerian Keuangan, dengan respons yang dinilainya sangat positif.
“Kami di Kementerian BUMN mendorong sinergi dengan berbagai kementerian. Contohnya, kemarin bersama Kementerian ESDM dan Bu Menkeu (Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati), dan beliau sangat suportif,” ujar Erick di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (5/5/2025).
Ia mengusulkan agar pembayaran subsidi dan kompensasi untuk listrik dan BBM tidak hanya dilakukan dalam rupiah, tetapi juga sebagian dalam dolar AS.
“Ketika kami mengusulkan, mungkinkah subsidi atau kompensasi itu sebagian dibayarkan dalam dolar AS? Ini lebih baik dibandingkan BUMN harus mencari dolar sendiri,” jelasnya.
Satu Ekosistem
Menurut Erick, hal ini memungkinkan karena BUMN, otoritas moneter, dan fiskal berada dalam satu ekosistem nasional.
“Toh kita ini satu keluarga besar—Bank Indonesia, Bu Menkeu, Pertamina, PLN. Kita semua bagian dari bangsa Indonesia. Dan Bu Menkeu sangat responsif terhadap usulan ini,” ujar Erick Thohir.
Ia menambahkan, mekanisme tersebut juga berpotensi membantu menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, serta mendukung kesehatan keuangan BUMN.