Jakarta – Peserta SDG Innovation Accelerator for Young Professionals dari 19 perusahaan ternama menampilkan beragam inovasi baru, mayoritas berbasis teknologi pada 2025.
Proyek-proyek tersebut dirancang untuk menjawab tantangan pembangunan berkelanjutan, mulai dari isu lingkungan hingga pemberdayaan masyarakat. Namun, potensi besar dari inovasi-inovasi ini dikhawatirkan akan sia-sia jika tidak berlanjut ke tahap implementasi setelah program berakhir.
“Sayang sekali kalau sumber dayanya terbuang. Karena dampaknya besar, baik untuk lingkungan maupun masyarakat. Saya berharap perusahaan bisa mengevaluasi dan melanjutkan implementasi dari ide-ide kreatif ini,” ujar Ketua Dewan Penguji SDG Innovation Accelerator 2025, Dr. Rini Setiowati.
Rini menekankan program ini masih berada di tahap pengembangan ide dan presentasi solusi. Keberlanjutan proyek sepenuhnya bergantung pada komitmen perusahaan masing-masing peserta.
“Harapannya tentu saja inovasi-inovasi ini diimplementasikan di perusahaan-perusahaan, karena asesmen kita tidak sampai ke implementasi. Jadi ini ide-ide yang sangat bagus—ada yang belum diimplementasikan, ada yang sebagian sudah, bahkan ada yang produknya sudah jadi, tapi komersialisasinya belum berjalan,” kata dia.
BRIN dan IGCN Beri Dukungan Penuh
Dukungan terhadap keberlanjutan proyek juga datang dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Melalui berbagai hasil riset yang telah dikembangkan, BRIN menyatakan kesiapannya memperkuat kualitas inovasi para profesional muda peserta program ini.
Kami di BRIN punya beberapa capaian-capaian riset inovasi yang nanti bisa dimanfaatkan bersama. Nah, ini yang mendorong peningkatan kualitas dari teman-teman talenta muda kita ini. Dan tentunya karena kita bicara tentang inovasi, maka kita juga harus bicara secara scientific base, ya,” ujar Kepala BRIN, Laksana Tri Handoko.
Ia menekankan,pentingnya landasan ilmiah untuk memperkuat substansi inovasi agar tidak berhenti pada konsep dan desain semata.
Apa yang menjadi inovasinya itu yang kita berikan dukungan secara scientific-nya, dan harapannya bukan cuma menghasilkan dalam design thinking-nya, dalam circularity-nya, tapi juga bobot dari inovasinya itu sendiri yang nanti bisa diperkuat dengan hasil-hasil riset yang sudah dicapai oleh periset-periset BRIN selama ini,” tambahnya.