Jakarta Industri tekstil saat ini sedang mengalami goncangan setelah maraknya produk impor dengan harga yang sangat murah. Selain itu, banyaknya tekstil dan produk tekstil (TPT) bekas yang masuk membuat industri di dalam negeri tertekan.
BACA JUGA:Sempat Tertekan, Industri Tekstil Lokal Siap Bangkit
BACA JUGA:Jurus Purbaya Berantas Pakaian Bekas Impor Ilegal
BACA JUGA:Perbedaan Cotton Combed dan Cotton Bamboo, Mana yang Lebih Baik?
BACA JUGA:Wanti-Wanti Pengusaha Tekstil Soal Kenaikan UMP 2026
Ketua Umum Ikatan Alumni Institut Teknologi Tekstil-Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (IKA ITT STTT), Riady Madyadinata menegaskan bahwa industri tekstil dan produk tekstil (TPT) Indonesia bukanlah sunset industry. Yang sesungguhnya “sunset” adalah pabrik-pabrik yang tidak efisien, tidak berinvestasi mesin baru, dan tidak adaptif terhadap perubahan pasar.
Di tengah tekanan perlambatan ekonomi global, banjir produk impor, dan biaya energi yang tinggi, industri TPT Indonesia masih menjadi sektor strategis karena mampu menyerap jutaan tenaga kerja dan berkontribusi signifikan terhadap ekspor nonmigas. Walaupun utilisasi pabrik banyak yang turun ke kisaran 30–50 persen, sementara ketergantungan pada bahan baku impor tetap tinggi, kata Riady, Kamis (20/11/2025).
Dia menuturkan, saat ini memang ada pabrik tekstil yang belum mau melakukan perubahan. Mereka bertahan dengan mesin tua mengakibatkan efisiensinya menurun.
Di sisi lain, ada impor bahan baku wajib yang kurang terukur dan transparan. Padahal, pasokan bahan baku domestik kurang, impor yang terukur dan transparan justru diperlukan untuk menjaga kelangsungan produksi dan mencegah pembeli global lari ke negara lain.
Safeguard wajib dikenakan ketika pasokan domestik oversupply dan industri lokal injury, tetapi ketika pasokan lokal berkurang, impor harus tetap dilakukan dengan kuota yang transparan dan pengawasan yang ketat, kata dia.
/2017/07/07/1761119270.jpg)
/2025/09/26/1207346928.jpg)
/2017/07/07/1683312752.jpg)
/2025/09/19/192567787.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5251040/original/029055300_1749781714-WhatsApp_Image_2025-06-13_at_08.54.41.jpeg)






:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417919/original/028638500_1763553047-KAI_Logistik-1.jpg)
:strip_icc():watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1180,20,0)/kly-media-production/medias/5364429/original/071631700_1759108686-WhatsApp_Image_2025-09-28_at_16.05.17.jpeg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417956/original/039451200_1763554576-WhatsApp_Image_2025-11-19_at_18.53.00_e5ba2794.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5417866/original/092969400_1763549595-ojk_2.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4202486/original/028430200_1666664504-FOTO.jpg)