Jakarta – Di sebuah rumah produksi sederhana berukuran 6 x 35 meter di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, tangan-tangan terampil pengrajin sibuk memainkan canting. Malam panas mengalir di atas kain putih, membentuk garis demi garis yang kelak menjelma motif sarat makna. Dari ruang kecil inilah, lahir Batik Pakis Asia karya anak daerah yang kini melintasi batas hingga dikenal di Malaysia.
Batik ini lahir dari kepedulian seorang pria bernama Adi Setyo Purwanto, atau yang akrab disapa Anto. Sejak 2010, ia menekuni jalan berliku demi satu tujuan: menjaga warisan budaya Kalimantan Utara agar tetap hidup.
Latar belakang bangun usaha ini sederhana, karena rasa kepedulian saya terhadap warisan-warisan budaya yang ada di Kalimantan Utara. Dari suku, budaya, sampai ornamen-ornamennya. Semua saya gali dengan bertanya ke kepala suku, budayawan, sesepuh suku Dayak maupun Tidung, tutur Anto kepada www.wmhg.org.




:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5338868/original/062189600_1756985727-Biopac_4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5219803/original/024455100_1747230381-amman_mineral.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5394979/original/000044200_1761647816-WhatsApp_Image_2025-10-27_at_10.27.38_6d2a9708.jpg)






:strip_icc()/kly-media-production/medias/2375573/original/010378000_1538739775-20181005-Emas-Antam-4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5373780/original/002935500_1759830040-SPPG_Mampang_1_Pancoran_Mas_tengah_menyiapkan_menu_MBG..jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5380905/original/084618200_1760438138-men8.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5306116/original/012614700_1754375826-6.jpg)