Jakarta – Singapura mempertahankan posisi teratas sebagai kota termahal secara global untuk high net worth individuals (HNWI) atau orang kaya dengan memiliki aset USD 1 juta untuk tahun ketiga berturut-turut.
Demikian berdasarkan laporan Global Wealth and Lifestyle 2025 oleh Swiss Bank Julius Baer. Laporan ini didasarkan pada indeks gaya hidup yang melihat biaya dari sekeranjang 20 barang dan jasa yang dikenakan konsumen di 25 kota besar secara global dan digunakan seperti mobil, perhiasan, pengacara dan sekolah swasta.
Ini termasuk data dari survei 360 HNWI atau aset rumah tangga bankable sebesar USD 1 juta atau lebih. Demikian seperti dikutip dari CNBC, Jumat (18/7/2025).
Laporan tahunan edisi keenam di tengah ketidakpastian ekonomi global, meningkatnya ketegangan geopolitik dan perlambatan dalam pengeluaran konsumen.
Pengumpulan data untuk riset ini diselesaikan sebelum pemerintahan Amerika Serikat (AS) mengumumkan rencana tarifnya sehingga kekacauan pasar berikutnya tidak diperhitungkan pada 2025, menurut laporan itu.
Terutama, laporan itu mencatat penurunan 2% dalam dolar AS untuk biaya gaya hidup bernilai tinggi. Hal ini penting karena secara historis, harga konsumen kelas atas telah naik dua kali lipat dari tingkat rata-rata harga konsumen.
Laporan itu menambahkan, penurunan lebih dari satu poin persentase menekankan sektor kelas atas. “Salah satu pendorong terbesar dari ini adalah penurunan harga teknologi yang telah menurun di semua wilayah,” demikian seperti dikutip.
Sementara itu, harga untuk penerbangan kelas bisnis dan jam tangan naik tajam masing-masing 18,2% dan 5,6% selama setahun terakhir, berdasarkan laporan itu.
Pada akhirnya, pengeluaran masih meningkat secara global di antara orang kaya yang disurvei untuk penelitian ini, meskipun pada tingkat yang lebih rendah daripada tahun -tahun sebelumnya. Eropa menunjukkan pertumbuhan paling lambat dibandingkan dengan Timur Tengah, Amerika Latin, Amerika Utara dan daerah Asia-Pasifik.