Jakarta China masih menjadi mitra dagang dan mitra investasi strategis bagi Indonesia. China tak hanya sebagai tujuan ekspor utama, juga menjadi negara dengan investasi besar di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor ke China naik 8,9 persen menjadi 30,5 miliar dolar AS sepanjang Januari-Juni 2025. Kenaikan ini didorong terutama oleh ekspor produk nikel dan turunannya, besi dan baja, serta sejumlah komoditas pertanian dan perkebunan.
Di sisi lain, nilai ekspor sejumlah produk pertanian dan perkebunan juga meningkat, di antaranya karet yang melonjak 182 persen, kopi hingga 90 persen, kakao 88 persen, serta buah-buahan 10 persen.
Sementara itu, pembelian barang-barang asal China juga meningkat. Total impor dari China tumbuh 21 persen menjadi 40,2 miliar dolar AS, utamanya berupa kendaraan, peralatan elektronik, serta mesin dan peralatan mekanis. Secara khusus, impor kendaraan dan bagiannya melonjak 85 persen.
Sejalan dengan itu, dunia usaha pun mengapresiasi langkah Presiden Prabowo Subianto yang menunjuk Irene sebagai Wakil Dubes RI untuk Republik Rakyat Tiongkok. Menurut kalangan pebisnis, figur Irene dipandang ideal untuk mempererat hubungan antara Indonesia dan China.
Ketua Kadin Komite Indonesia Tiongkok (KKIT) Garibaldi Thohir meyakini Irene mampu menjembatani hubungan antara kedua negara, terutama dalam bidang perdagangan dan investasi.
Dilantiknya dr Irene akan menjadikan hubungan ekonomi Indonesia dan China semakin erat, terutama dalam sektor investasi dan perdagangan, kata Boy Thohir, Senin (13/10/2025).
Boy menambahkan, kalangan pelaku usaha siap memberikan dukungan penuh kepada pemerintah untuk meningkatkan hubungan dengan China.
Salah satunya adalah mempererat kerja sama di berbagai bidang mulai dari pengembangan sumber daya manusia (SDM), kemitraan dagang, dan kerja sama sosial ekonomi lainnya.
Kami menyambut baik keputusan Presiden ini dan siap mendukung program pemerintah termasuk meningkatkan kemitraan dengan China, ujarnya.