Jakarta – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono memamerkan jumlah cadangan beras pemerintah (CBP) sebesar 4 juta ton yang dikuasai Perum Bulog. Namun, angka itu tak berarti menggambarkan seluruh hasil panen lokal.
Dia menjelaskan, Bulog hanya menyerap 10 persen dari total hasil panen beras dalam negeri. Bisa dibilang, jumlah panen beras RI 10 kali lipat lebih besar dari cadangan yang dimiliki Bulog.
Jangan dipikir beras 4 juta (ton) itu adalah total semua panenan rakyat kita, salah. Bulog hanya membeli 10 persen, kemungkinan dari total panenan ini yang diserap oleh Bulog hanya 10 persen saja, kata Sudaryono dalam Indonesia Connect by Liputan6, di SCTV Tower, Jakarta, Jumat (20/6/2025).
Dia menjelaskan, Bulog ditugaskan untuk menyerap hasil panen petani yang tidak berhasil dibeli oleh pengusaha swasta. Harga yang berlaku untuk menyerap gabah kering panen (GKP) sebesar Rp 6.500 per kilogram (kg).
Hanya untuk yang tidak bisa diserap pasar, tidak dibeli dengan Rp 6.500, diserap oleh Bulog. Sehingga panen kita ini sebetulnya, kalau kita nyerap sudah 2,5 juta, artinya sebetulnya panenan itu 25 juta ton, ujar Wamentan Sudaryono.
Jadi ini untuk menjadi, kadang-kadang orang mikirnya bahwa semua panenan itu dibeli Bulog, bukan. Bulog hanya membeli kira-kira 10 persen di daerah-daerah yang sulit, di daerah-daerah yang di mana pasar tidak bisa membeli. Pedagang beras tidak bisa beli, di situ Bulog (hadir), sambung Sudaryono.
Wamentan Sudaryono menuturkan, jumlah cadangan beras pemerintah mencapai 4 juta ton.