Jakarta – Saat ini tugas CEO tak lagi hanya untuk mengarahkan perusahaan, melainkan juga menavigasi layaknya ladang di tengah ranjau yang penuh tantangan.
Mulai dari guncangan geopolitik, tidakpastian ekonomi, hingga perubahan cepat dalam teknologi dan perilaku konsumen. Dalam situasi seperti ini, buku pedoman untuk kepemimpinan tidak bisa lagi hanya mengandalkan teori lama. Melainkan, sedang ditulis ulang, detik demi detik oleh para pemimpin yang tengah hidup di pusaran perubahan tersebut.
Dalam wawancara ekslusif bersama CEO McLaren Racing Zak Brown oleh CNBC pada pekan pertama Juli lalu, sang CEO menjelaskan pendekatan kepemimpinannya yang berpijak pada urgensi, menjaga momentum yang pas, serta belajar langsung dari kegagalan.
Tokoh-tokoh lain pun demikian, Ivan Espinosa dari Nissan dan Andrea Orcel dari Uni Kredit juga menjelaskan bagaimana mereka bertahan di tengah tekanan yang sama. Mereka menekankan pentingnya kelincahan ketika bertindak, seta selarasnya visi di tengah kompleksitas dunia yang semakin menguat.
Belajar dari Kekalahan, dan Lanjutkan
Saya benci kalah. Ada dua tipe orang sukses: mereka yang termotivasi oleh euforia kemenangan, dan mereka yang termotivasi oleh rasa takut akan kekalahan.” ujar Brown kepada CNBC.
Brown mengaku kepada Tania Bryer dari CNBC, dirinya termasuk dalam kategori kedua. Alih-alih menanamkan rasa takut gagal dalam lingkungan kerja, Brown justru mendorong semangat untuk terus maju, meski hanya satu langkah kecil tiap harinya.
Apa yang saya coba tanamkan dalam organisasi bukanlah ketakutan akan kegagalan, tetapi dorongan untuk mencapai kemajuan kecil setiap hari,” katanya.