Jakarta Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, menanggapi rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) massal oleh perusahaan raksasa elektronik asal Jepang, Panasonic.
Anindya mengatakan badai PHK yang terjadi di awal semester I 2025 disebabkan oleh dua faktor. Antara lain pelemahan kondisi ekonomi hingga diskripsi teknologi.
Karena pengurangan itu bisa juga karena ekonomi, tapi bisa juga karena disrupsi teknologi, karena kebijakan, ujar Anindya kepada awak media di Gedung Tempo Scan Tower, Jakarta, Selasa (13/5).
Namun, Anindya meyakini badai PHK yang terjadi di Indonesia akan menciptakan lapangan pekerjaan baru. Menurutnya, penciptaan lapangan kerja ini bagian dari tanggungjawab Kadin Indonesia.
Jadi di mana pun juga, PHK itu tentu akan ada dampaknya. Tugas kita adalah mengompensasikan dengan menciptakan lapangan kerja baru, tegasnya.
Anindya sendiri optimis badai PHK yang melanda sektor Ketenagakerjaan global maupun Indonesia tak akan menunggu target pertumbuhan ekonomi Presiden Prabowo Subianto sebesar 8 persen. Dia menyebut dalam waktu dekat pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali berada di atas 5 persen.
Tapi Kadin percaya bahwa pertumbuhan bisa bertahap kembali lagi di atas 5 persen, menuju ke 8 persen. Tapi yang penting adalah pemerataan dan pemberdayaan masyarakat juga terjadi, ucapnya.