Jakarta Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Yandri Susanto, menegaskan Indonesia menyimpan potensi besar energi baru terbarukan (EBT), mulai dari tenaga surya, angin, mikrohidro, hingga panas bumi untuk bisa dimanfaatkan sebagai sumber listrik, terutama di desa tertinggal.
“Masih ada desa-desa yang belum terjangkau listrik. Padahal, wilayah perdesaan memiliki sumber energi yang melimpah. Kalau dikelola dengan baik, ini bisa jadi solusi berkelanjutan untuk menerangi masyarakat,” ujarnya dalam acara Nusantara Energy Forum 2025, dikutip Sabtu (30/8/2025).
Dalam forum tersebut, Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, menambahkan bahwa pengembangan energi bersih tidak hanya menyelesaikan masalah listrik desa, tetapi juga mendukung percepatan target net zero emissions.
“Kita akan mempercepat dari target awal 2060. Dengan begitu, pemanfaatan energi terbarukan di desa diharapkan mampu menutup kesenjangan akses listrik sekaligus menjadikan desa sebagai penggerak utama transisi energi menuju Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Alumni Universitas Sumatera Utara (USU), Dr. Patar Situmorang, menekankan pentingnya pengembangan energi terbarukan meski bauran energi nasional masih didominasi fosil.
“Ini modal besar untuk meningkatkan pembangunan dan kesejahteraan bangsa. Mau tidak mau, kita harus mengurangi emisi sesuai amanat Paris Agreement dan kesepakatan di Glasgow,” ujarnya.