Jakarta Usai bertolak ke Amerika Serikat (AS) untuk melakukan upaya negosiasi terhadap kebijakan tarif resiprokal yang diluncurkan oleh AS, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melaporkan secara langsung kepada Presiden Prabowo Subianto mengenai perkembangan dan sejumlah kemajuan penting dari upaya negosiasi intensif tersebut.
Sejumlah pertemuan telah dilakukan delegasi Indonesia dalam upaya negosiasi dengan Pemerintah Amerika Serikat Utersebut, mulai dari pertemuan dengan US Trade Representative, Secretary Commerce, Secretary Treasury, Director of National Economic Council hingga pertemuan dengan sejumlah pelaku usaha di AS seperti Semikonduktor Industry Association, United States-ASEAN Business Council, United States-Industry Indonesia Society (USINDO), Asia Group, Amazon, Boeing, Microsoft, dan Google.
Selain itu, juga dilakukan pertemuan dengan beberapa negara lain seperti pertemuan dengan Minister for Trade and Tourism Australia serta dengan Minister of Trade, Industry, and Energy Korea Selatan.
“Secara prinsip apa yang ditawarkan Indonesia dalam bentuk surat yang diajukan tanggal 7 dan tanggal 9 mendapatkan apresiasi dari Amerika karena surat yang Indonesia masukkan relatif komprehensif. Jadi tidak hanya bicara mengenai tarif, tapi juga bicara mengenai non-tarif barrier dan juga mengenai rencana Indonesia menyimbangkan neraca perdagangan. Jadi kita sebut itu fair and square. Neraca perdagangannya sekitar USD 19 million, kita berikan lebih dari USD 19,5 million,” ungkap Menko Airlangga dalam Keterangan Pers terkait Hasil Kunjungan ke Amerika Serikat di Istana Negara, Senin (28/4/2025).
Selanjutnya, Menko Airlangga juga melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait rencana perusahaan Indorama yang akan melakukan investasi sebesar USD2 miliar di Lousiana, Amerika Serikat untuk sektor blue ammonia. Kemudian, pembahasan dengan Amerika Serikat turut dilakukan terkait dengan critical minerals.
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menyampaikan terkait permintaan Indonesia terhadap tarif resiprokal yang dikenakan Amerika Serikat. Untuk komoditas-komoditas utama Indonesia yang diekspor ke Amerika, Indonesia melakukan negosiasi agar tarif yang dikenakan dapat setara dengan beberapa negara lain seperti Vietnam dan Bangladesh, sehingga diharapkan dapat terjadi equal level playing field.
Selain itu, sejumlah hal lain yang bersifat teknis seperti kerja sama pendidikan dan sains juga akan terus didorong.