Jakarta – Ekonom Senior Indef Aviliani menilai Rancangan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026 masih terlalu berfokus pada program populis ketimbang menjawab persoalan struktural masyarakat.
Menurutnya, berbagai program bantuan sosial yang disiapkan memang menyentuh lapisan terbawah, tetapi tidak banyak membantu kelompok menengah bawah yang saat ini justru paling tertekan secara ekonomi.
Kalau kita melihat dari RAPBN, terlihat sekali bahwa untuk sosial atau program populisnya sangat banyak ya. Itu biasanya menyentuhnya hanya di bawah saja, kata Aviliani dalam Diskusi Publik INDEF: Menakar RAPBN 2026, ditulis Jumat (5/9/2025).
Aviliani menilai, situasi ini membuat kelompok menengah bawah harus mengandalkan tabungan untuk bertahan hidup. Fenomena “mantab” atau makan tabungan kini menjadi realitas sehari-hari di banyak rumah tangga. Jika kondisi ini tidak segera ditangani, daya beli akan terus melemah.
Mereka tidak tersentuh BLT, mereka tidak tersentuh dengan BPJS yang dibayarkan oleh pemerintah, tapi mereka biasa cenderung bayar BPJS sendiri. Mereka sedang menghadapi penurunan pendapatan yang akhirnya orang katakan mantab atau makan tabungan, ujarnya.
Aviliani menekankan, program populis yang hanya fokus pada pencitraan jangka pendek tidak cukup untuk menyelesaikan masalah kesenjangan ekonomi. RAPBN harus diarahkan pada kebijakan yang lebih berkeadilan dan menjangkau kelompok rentan di menengah bawah.