Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memulai proyek penangkapan dan penggunaan karbon dari sektor industri petrokimia. Proyek pengurangan emisi karbon ini disebut-sebut mampu memberikan nilai tambah ekonomi.
Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko S.A Cahyanto dalam The 2nd Annual Indonesia Green Industri Summit 2025 (AIGIS) atau AIGIS 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC), Senayan, Jakarta. Dia menjelaskan tahapan kerja sama pelaksanaan carbon capture and utilization (CCU) di industri petrokimia.
22 Januari tahun ini, persis 7 bulan yang lalu, itu ditandatangani MoU sekaligus perjanjian kerja sama mengenai pilot project pengurangan emisi karbon ini, kata Eko di JICC Senayan, Jakarta, Kamis (21/8/2025).
Pada tahap awal memang dipilih industri petrokimia untuk CCU ini. Ada beberapa target yang dikejar, pertama pengurangan emisi karbon dari proses industri petrokimia. Kedua, diharapkan mampu menghasilkan produk yang bernilai ekonomi.
Ketiga, kita ingin bagaimana kita bisa menguasai teknologi penangkapan emisi tersebut, penangkapan karbon tersebut sekaligus (keempat) bisa menciptakan by product-nya, kata dia.
Kelima, kita berharap bisa juga membuat atau memiliki kemampuan menciptakan mesin atau memproduksi mesin, mesin yang dibutuhkan dalam rangka CCU ini, Eko menambahkan.