Jakarta Menteri Koordinator bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan perlunya memulai fase baru dengan mengganti kapal-kapal yang menghasilkan emisi tinggi dan beralih ke teknologi rendah karbon.
Untuk memenuhi pengurangan emisi yang ditetapkan dalam rencana jangka panjang kita, kita harus mulai fase untuk melakukan kapal-kapal yang memiliki emisi tinggi dan mengadopsi alternatif karbon rendah. Ini bukan soal kapal, tapi infrastruktur juga, kata AHY dalam Pembukaan Indonesia Maritime Week 2025 di JCC, Senin (26/5/2025).
Langkah ini tidak hanya berfokus pada kapal itu sendiri, melainkan juga pada pengembangan infrastruktur pendukung yang memadai. Kapal hijau memerlukan pelabuhan hijau sebagai bagian dari ekosistem transportasi ramah lingkungan.
Kapal-kapal hijau butuh pelabuhan hijau, imbuhnya.
Fasilitas Pengisian Bahan Bakar Alternatif
Pelabuhan hijau dimaksud harus dilengkapi dengan fasilitas pengisian bahan bakar alternatif seperti LNG dan hidrogen, serta sistem logistik pintar yang mendukung efisiensi operasional.
Beberapa negara di kawasan ASEAN dan China sudah lebih dulu melaksanakan pembangunan pelabuhan seperti ini, menjadi contoh yang perlu diikuti Indonesia agar tidak tertinggal dalam perkembangan teknologi hijau.
Ada stasiun untuk melakukan pen-charge LNG, hidrogen, dan juga untuk fasilitas bahan bakar dan smart logistics. Negara-negara ASEAN lainnya, juga China, sudah melakukan ini. Kita tidak bisa tertinggal dari mereka, jelas AHY.
Menurutnya, upaya ini juga menjadi bagian dari strategi nasional untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan transportasi laut di dalam negeri.