Jakarta – Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyinggung kereta rel listrik (KRL) buatan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA. KRL buatan lokal ini bisa disebut sebagai kado 100 tahun operasional KRL.
KRL pertama kali beroperasi pada 6 April 1925 di masa pemerintahan Hindia Belanda. Rutenya mencakup Tanjung Priok-Jatinegara. Saat ini, jaringan KRL Commuter Line sudah menjalar ke berbagai kota penyangga DKI Jakarta serta lintas Yogyakarta-Solo.
Pria yang akrab disapa Tiko itu mengatakan, telah lama jaringan KRL menggunakan rangkaian bekas dari Jepang. Tahun ini menjadi sejarah baru di mana KRL yang diimpor merupakan armada baru dari produsen asal China, CRRC Qingdao Sifang. Tak cuma itu, ada pula kereta baru dari INKA.
Sekarang kita bertransformasi, kalau biasanya menggunakan kereta eks (bekas) dari Jepang, sekarang kita menggunakan kereta baru dimana nanti akan ada kereta dari CRRC Sifang menjadi kereta baru dari China dan nanti yang paling kita banggakan adalah kereta baru bikinan INKA, Madiun, kata Tiko dalam peringatan 100 Tahun KRL, di Stasiun Jakarta Kota, Selasa (22/4/2025).
Saat ini kereta buatan INKA itu tengah masuk masa uji coba untuk beroperasi di wilayah Jabodetabek. Belum mulai mengangkut penumpang, armada baru itu harus lebih dahulu melewati asesmen dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.
Setelah 100 tahun akhirnya kita pakai kereta dalam negeri. Jadi ini luar biasa kalau di ulang tahun ke-100 KRL kita akan mulai mengoperasikan kereta buatan anak bangsa, kata Tiko.
Dia turut meminta Direktur Utama INKA, Eko Purwanto memastikan kualitas armada lokal baru tersebut. Harapannya, rangkaian KRL baru INKA itu tak kalah saing dengan produksi dari China maupun dari Jepang.
Jadi ini satu kebanggaan buat kita semua. Tentunya kita berharap dan ini tuntutan juga buat Pak Eko dan tim bahwa kereta INKA harus setara dari sisi performance, kualitas, dan kenyamanan dengan kereta-kereta yang sudah ada sebelumnya dari Jepang maupun dari China, pintanya.