Jakarta Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), Pulau Jawa masih menjadi kontributor terbesar dalam perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2024, yakni sebesar 57,02 persen dari total PDB nasional. Berbeda jauh dengan sumbangsih Pulau Sumatera sebesar 22,12 persen dan Pulau Kalimantan sekitar 8,24 persen meskipun wilayahnya lebih luas daripada Pulau Jawa.
“Hal ini lantaran adanya kesenjangan infrastruktur yang tidak merata seperti akses jalan yang buruk, konektivitas pelabuhan terbatas, ataupun pasokan listrik yang tidak stabil. Ada kesenjangan yang nyata terkait pembangunan ekonomi di Indonesia,” kata Kepala Pusat Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Kementerian Perindustrian, Heru Kustanto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (23/7/2025).
Namun demikian, berbagai kesenjangan tersebut, masih dapat diatasi dengan upaya memaksimalkan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di luar Jawa. Hal ini seperti yang dipaparkan dalam Policy Brief berjudul “Mendorong Investasi untuk Menumbuhkan Ekonomi yang Berkelanjutan: Strategi Peningkatan Investasi di KEK Sektor Pariwisata di Luar Pulau Jawa” (Juli 2025). Peneliti menyampaikan gagasan strategi untuk menyikapi ketimpangan ekonomi itu dapat dilakukan dengan membangun pusat pertumbuhan ekonomi baru di luar Jawa melalui pengembangan KEK.
Adapun realisasi investasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) secara kumulatif telah mencapai Rp242,5 triliun hingga kuartal III tahun 2024. Investasi ini berhasil menyerap tenaga kerja sebanyak 151.260 orang yang melibatkan dari 394 perusahaan industri.
“Jadi, tidak salah apabila KEK dianggap dapat terus mendorong kontribusi positif terhadap perekonomian nasional melalui capaian investasi dan penyerapan tenaga kerja yang signifikan,” jelas Heru yang juga bertindak sebagai Ketua Tim Penyusun Policy Brief.