wmhg.org – JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan industri batubara masih memiliki prospek cerah, meskipun dunia tengah beralih ke energi hijau. Pasalnya, Indonesia masih memiliki kontrak ekspor batubara ke Eropa hingga 20 tahun ke depan.
“Yakinlah bahwa yang pemain batubara, silahkan dulu investasi. Enggak apa-apa, bagus kok, masih bagus,” kata Bahlil di Jakarta, Selasa (11/2).
Bahlil menekankan meskipun ada tren global menuju energi terbarukan, permintaan batubara Indonesia masih tinggi, termasuk dari negara-negara Eropa yang masih membutuhkan sumber energi ini.
“Oh, Eropa aja masih minta kontrak dengan Indonesia 20 tahun kok, ekspor batubara,” ujarnya.
Namun, Bahlil juga menekankan pentingnya penerapan teknologi carbon capture untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di dalam negeri. Menurutnya, teknologi ini harus diadopsi agar Indonesia tetap dapat memanfaatkan energi murah dari batubara, tetapi dengan dampak emisi karbon yang lebih terkendali.
“Jadi jangan terkecoh bahwa seolah-olah batubara ini sudah mau pensiun. Aku belum melihat ada tanda di pensiun,” katanya.
“Tetapi yang saya pingin, batubara ini kalau Indonesia untuk PLTU-nya, harus ada teknologi yang menangkap carbon capture, untuk kita melahirkan energi yang murah, tapi juga CO2-nya kita bisa talangi dengan baik, tambahnya.