Jakarta – Tesla gagal mencapai target laba dan pendapatan pada kuartal II, tetapi masih ada kegagalan yang masuk daftar investor.
Mengutip CNBC, Jumat (25/7/2025), aset digital Tesla kini bernilai USD 1,24 miliar atau Rp 20,21 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.300). Nilai itu naik signifikan dari USD 722 juta atau Rp 11,76 triliun pada tahun lalu. Namun, angka itu dinilai peluang yang hilang, kerugian miliar dolar AS bagi Tesla.
Bitcoin diperdagangkan mendekati rekor dan naik 80% selama setahun terakhir. Tesla menjual 75% kepemilikan Bitcoin pada pertengahan 2022 saat mata uang digital itu diperdagangkan dengan harga jauh lebih rendah dari harga saat ini.
CEO Tesla Elon Musk menegaskan masa depan perusahaan kendaraan listriknya adalah robotaxi dan robot humanoid, bukan tentang investasi kripto. Bisnisnya saat ini sedang berjuang dan membutuhkan suntikan dana.
Tesla melaporkan penurunan pendapatan otomotif kedua berturut-turut dalam laporan pendapatannya Rabu malam, dan hasilnya jauh di bawah perkiraan Wall Street. Sahamnya anjlok 8% pada hari Kamis dan kini turun sekitar 25% sepanjang tahun ini, penurunan terbesar di antara perusahaan-perusahaan teknologi berkapitalisasi besar.
Robotaxis dan Optimus merupakan taruhan besar dan mahal bagi Musk di pasar dengan persaingan ketat dan dinamika yang terus berubah. Tesla juga telah mengakui bahwa tarif Presiden Donald Trump dan berakhirnya kredit pajak kendaraan listrik federal dapat merugikan bisnis inti perusahaan di kuartal-kuartal mendatang.
Sementara itu, aset digital Tesla justru meningkatkan profitabilitas. Keuntungan dari bitcoin pada kuartal kedua mencapai USD 284 juta atau Rp 4,63 triliun, sementara total laba bersihnya mencapai USD 1,17 miliar atau Rp 19,07 triliun.