Jakarta – Bank Sentral Eropa atau the European Central Bank (ECB) memperingatkan ekspansi stablecoin yang pesat menimbulkan risiko stabilitas keuangan yang baru. Hal ini terutama karena keterkaitan dengan pasar global semakin mendalam. Namun, jangkauan stablecoin di kawasan euro masih terbatas.
Mengutip Yahoo Finance, ditulis Selasa (25/11/2025), temuan ini berasal dari laporan ECB berjudul “Stablecoins on the rise: still small in the euro area, but spillover risks loom yang disusun oleh Senne Aerts, Claudia Lambert dan Elisa Reinhold. Laporan ini mengkaji kerentanan struktural, kasus penggunaan dan risiko lintas batas yang terkait dengan percepatan ekosistem stablecoin.
BACA JUGA:India Siap Luncurkan ARC Stablecoin Berbasis Rupee di 2026, Tantang Dominasi USD
BACA JUGA:Pembekuan Aset Kripto Rp 7,61 Triliun di Dubai: Cerita Gagal Bayar Stablecoin TrueUSD
BACA JUGA:Siap-Siap, Stablecoin Baru USDsui Bakal Rilis di Blockchain Sui
Pasar Stablecoin
Menurut para penulis, kapitalisasi pasar gabungan semua stablecoin telah melonjak melampaui USD 280 miliar atau Rp 4.663 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.656). Kapitalisasi pasar ini mencapai rekor tertinggi sepanjang masa dan mencakup sekitar sekitar 8% dari total pasar aset kripto.
Dua stablecoin berdenominasi dolar AS mendominasi secara luar biasa. Tether (USDT) mencapai USD 184 miliar atau Rp 3.064 triliun dan USDC mencapai USD 75 miliar atau Rp 1.249 triliun.
Sebaliknya, stablecoin berdenominasi euro tetap tidak signifikan, hanya 395 juta euro atau Rp 7,58 triliun (asumsi euro terhadap rupiah di kisaran 19.207), menunjukkan ketidakseimbangan mata uang yang ekstrem di pasar. ECB mengaitkan lonjakan permintaan ini sebagian dengan kejelasan regulasi global, termasuk implementasi terbaru Peraturan Pasar Aset Kripto (MiCA) dan Undang-Undang GENIUS oleh Uni Eropa.
/2024/05/01/334821443.jpg)
/2025/04/21/1234404100.jpg)
/2020/02/07/952027641.jpg)
/2025/06/11/25951370.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5028255/original/089063500_1732871319-fotor-ai-2024112916722.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5421754/original/048274500_1763958477-Foto_Ilustrasi_Sompo_Insurance__2_.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3285859/original/062073000_1604404965-20201103-pembebasan-tarif-bea-masuk-permudah-umkm-ekspor-produk-ke-AS-ANGGA-1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3285859/original/062073000_1604404965-20201103-pembebasan-tarif-bea-masuk-permudah-umkm-ekspor-produk-ke-AS-ANGGA-1.jpg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/4103059/original/076150000_1658923818-Harga_emas_menguat_tipis-ANGGA_4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3324617/original/050657400_1608026449-20201215-Harga-emas-terus-turun-ANGGA-1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5297066/original/050946000_1753669763-Gemini_Generated_Image_4l859a4l859a4l85.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4723188/original/034031500_1705921925-fotor-ai-20240122181144.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3458469/original/077547300_1621321944-20210518-Harga-Emas-Antam-7.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5422457/original/026233200_1763984431-1000160322.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4175414/original/003994800_1664441560-B40.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2849790/original/043609100_1562754392-20190710-Rupiah-Stagnan-Terhadap-Dolar-AS3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2376778/original/028716000_1538914360-Untitled-3.jpg)