Jakarta – Industri kripto kembali diguncang isu keamanan serius yaitu adanya serangan hacker yang masif. Sebuah laporan terbaru mengungkap bahwa kelompok peretas Korea Utara disebut telah berhasil menyusup ke hingga 20 persen perusahaan kripto di seluruh dunia. Temuan mengejutkan ini diungkapkan Pablo Sabbatella, pendiri perusahaan audit Web3 opsek, dalam wawancara eksklusif dengan DL News.
Menurut Sabbatella, infiltrasi tersebut bukan dilakukan lewat serangan siber eksternal seperti biasanya, melainkan melalui cara yang jauh lebih rapi: melamar pekerjaan.
BACA JUGA:Data Pribadi Pengguna ChatGPT Rentan Dicuri Hacker, Ini Penyebabnya
BACA JUGA:Kemunculan Salt Typhoon, Kelompok Peretas yang Diduga Berafiliasi dengan China Ancam Keamanan Global
BACA JUGA:Menkeu Purbaya Rekrut \’Hacker\’ Perbaiki Coretax, Tak Bebani APBN
Ia mengungkap antara 30% hingga 40% lamaran kerja yang masuk ke perusahaan kripto ternyata berasal dari peretas Korea Utara yang menyamar sebagai pelamar biasa.
“Ini bukan aksi peretasan cepat untuk mencuri dana. Mereka ingin mendapat akses langsung dan jangka panjang ke infrastruktur perusahaan,” tegasnya dikutip dari coinmarketcap, Selasa (24/11/2025).
Modus Infiltrasi: Berbaur Lewat Lowongan Kerja
Para hacker Korea Utara menggunakan berbagai cara guna melewati proses seleksi:
- Membayar warga dari negara berkembang untuk meminjam identitas mereka
- Membuat profil profesional palsu yang sangat meyakinkan
- Mengincar banyak perusahaan sekaligus
- Membangun akses jangka panjang, bukan pencurian instan
Begitu diterima bekerja, mereka berpotensi mengakses sistem internal, membaca data sensitif, bahkan mengontrol bagian penting infrastruktur. Bagi industri kripto yang mengandalkan kepercayaan dan keamanan, skala ancaman ini dianggap sangat mengkhawatirkan.
/2024/05/01/334821443.jpg)
/2025/04/21/1234404100.jpg)
/2020/02/07/952027641.jpg)
/2025/06/11/25951370.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5423715/original/092445500_1764075182-1000021884.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5421754/original/048274500_1763958477-Foto_Ilustrasi_Sompo_Insurance__2_.jpg)
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3285859/original/062073000_1604404965-20201103-pembebasan-tarif-bea-masuk-permudah-umkm-ekspor-produk-ke-AS-ANGGA-1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3285859/original/062073000_1604404965-20201103-pembebasan-tarif-bea-masuk-permudah-umkm-ekspor-produk-ke-AS-ANGGA-1.jpg)




:strip_icc()/kly-media-production/medias/4103059/original/076150000_1658923818-Harga_emas_menguat_tipis-ANGGA_4.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3324617/original/050657400_1608026449-20201215-Harga-emas-terus-turun-ANGGA-1.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5297066/original/050946000_1753669763-Gemini_Generated_Image_4l859a4l859a4l85.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4723188/original/034031500_1705921925-fotor-ai-20240122181144.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/3458469/original/077547300_1621321944-20210518-Harga-Emas-Antam-7.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/5422457/original/026233200_1763984431-1000160322.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/4175414/original/003994800_1664441560-B40.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2849790/original/043609100_1562754392-20190710-Rupiah-Stagnan-Terhadap-Dolar-AS3.jpg)
:strip_icc()/kly-media-production/medias/2376778/original/028716000_1538914360-Untitled-3.jpg)