Jakarta – Masa depan tiga Rancangan Undang-Undang (RUU) dipertanyakan pada Rabu, 16 Juli 2025 setelah hari kedua oposisi dari anggota Partai Republik konservatif di DPR menunda RUU itu selama 10 jam sebelum akhirnya disahkan.
Oposisi baru juga muncul sepanjang hari dari anggota Partai Republik moderat yang keberatan dengan perubahan menit terakhir yang dimaksudkan untuk menenangkan kelompok konservatif garis keras yang awalnya menolak RUU itu pada Selasa pekan ini. Demikian mengutip dari laman CNBC, Kamis (17/7/2025).
Pada Rabu malam, sekelompok suara “tidak” berubah menjadi “ya” dan DPR akhirnya menyetujui aturan debat untuk RUU kripto dan paket alokasi Pentagon yang berdekatan.
Pemungutan suara marathon pada Rabu pekan ini mencatat rekor pemungutan suara terbuka terpanjang dalam sejarah DPR modern, sebuah rekor yang telah ditetapkan sebelumnya pada bulan ini.
Ketua DPR Mike Johnson, R-La hanya dapat kehilangan segelintir anggota Partai Republik dalam setiap rancangan undang-undang dan tetap dapat meloloskan RUU itu melalui pemungutan suara garis partai.
Terlepas dari pengesahan RUU yang disahkan pada Rabu malam, kebuntuan dua hari terkait regulasi kripto telah memicu keraguan apakah konferensi Partai Republik di DPR dapat menyelaraskan pandangan para anggotanya yang berbeda tentang regulasi kripto secara memadai untuk meloloskan versi final RUU yang pada akhirnya akan ditandatangani menjadi undang-undang.