Jakarta – Salah satu bursa kripto terbesar di Iran, Nobitex, mengalami serangan siber yang menyebabkan kerugian lebih dari USD 90 juta atau setara Rp 1,47 triliun (asumsi kurs Rp 16.325 per dolar AS), menurut laporan firma analitik blockchain, Elliptic. Serangan ini terjadi pada hari Rabu dan diyakini bermotif politik.
Melansir CNBC International, Kamis (19/6/2025), Elliptic menyebut dana tersebut ditarik dari dompet milik Nobitex ke alamat dompet kripto yang menyisipkan pesan anti-pemerintah.
Pesan itu secara terang-terangan menyebut Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), yang memperkuat dugaan bahwa serangan ini dilakukan bukan demi keuntungan finansial, melainkan sebagai bentuk protes politik.
Perusahaan riset Chainalysis turut mengonfirmasi kejadian ini dan mengungkap berbagai jenis aset digital seperti bitcoin, ethereum, dogecoin, ripple, solana, tron, dan ton ikut dicuri dalam peretasan tersebut.
Kelompok Peretas Bernama Gonjeshke Darande
Kelompok peretas yang menamakan diri mereka Gonjeshke Darande atau Predatory Sparrow mengklaim sebagai pelaku serangan. Mereka bahkan mengancam akan merilis kode sumber (source code) dari platform Nobitex. Elliptic melaporkan bahwa saat postingan kelompok itu muncul, situs bursa Nobitex dalam keadaan offline.
Sebelumnya, kelompok yang sama juga mengaku bertanggung jawab atas serangan siber terhadap Bank Sepah, bank milik negara Iran, yang terjadi di minggu yang sama.
Serangan ini terjadi di tengah memanasnya konflik antara Iran dan Israel, yang kembali pecah pada Jumat lalu dan berlanjut dengan serangan rudal antar kedua negara.