Jakarta – Miliarder Michael Saylor melalui perusahaan induk Bitcoin (BTC) miliknya, Strategy kembali menggemparkan. Berdasarkan informasi beredar, Strategy meluncurkan jenis saham preferen baru, dan kemudian segera meningkatkan kesepakatan dari USD 500 juta atau setara Rp 8,15 triliun (kurs Rp 16.300 per dolar AS) menjadi USD 2,8 miliar (Rp 45,64 triliun).
Lewat perusahaan induk bitcoin miliknya, Stretch, menjanjikan pembayaran dividen tahunan sebesar 9 persen tanpa tanggal akhir. Sebuah hal tak biasa di dunia penawaran saham preferen.
Kesepakatan ini memperlihatkan kepiawaian Saylor dalam mengubah perusahaan yang dulunya bernama MicroStrategy menjadi raksasa keuangan. Dengan satu tujuan, mengumpulkan uang sebanyak mungkin untuk memperoleh Bitcoin sebanyak mungkin. Dengan hitungan terakhir 600 ribu koin atau sekitar USD 70 miliar (Rp 1.141 kuadriliun).
Ini bukan inisiatif rekayasa keuangan pertama yang dilakukan Strategy. Dalam situasi apa pun di mana perusahaan Anda bernilai jauh lebih tinggi daripada nilai fundamentalnya, Anda akan menggalang dana, kata Profesor dari Duke University, Campbell Harvey, dikutip dari Yahoo Finance, Jumat (25/7/2025).
Sejak pembelian pertama Strategy pada 2020, Saylor telah menjual ekuitas, menerbitkan berbagai jenis utang, dan menumpuk saham preferen di atasnya.