Jakarta – Menurut para analis, stablecoin kini berada di ambang adopsi luas, seiring dengan kemajuan pembahasan rancangan undang-undang penting di Kongres.
Apalagi Undang-Undang (UU) Genius yang telah disahkan bertujuan menyediakan menyediakan kerangka regulasi bagi stablecoin.
Adapun Stablecoin merupakan jenis aset kripto yang nilainya dipatok pada aset lain, seperti dolar AS atau emas. Awalnya, stablecoin dikembangkan sebagai sarana bagi investor kripto untuk menyimpan nilai aset mereka. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, popularitasnya melonjak berkat penggunaannya yang semakin luas dalam pembayaran digital.
RUU Genius telah dipandang sebagai langkah penting yang dapat memberikan legitimasi lebih besar bagi industri kripto, sekaligus menandai kebangkitan sektor mata uang digital di era kepemimpinan kedua Presiden Donald Trump.
Pendukung kripto menyambut baik langkah pemerintah dalam memperkuat regulasi stablecoin. Namun, kritik juga muncul, terutama terkait kedekatan keluarga Trump dengan industri kripto. Salah satu contohnya adalah World Liberty Financial, perusahaan yang memiliki kaitan dengan keluarga Trump, yang diketahui telah menerbitkan stablecoin mereka sendiri.
Stablecoin tampaknya akan tetap ada, ujar analis di JPMorgan Chase dalam catatan April dikutip dari CNN, Rabu (6/8/2025).
Beberapa tahun yang lalu, kita mungkin akan memperdebatkan keakuratan kalimat itu. Tidak hari ini.
Bagaimana Cara Kerja Stablecoin?
Berbeda dengan mata uang kripto lainnya yang dikenal sangat fluktuatif, sesuai dengan namanya stablecoin dirancang untuk memiliki nilai yang stabil.
Stabilitas ini diperoleh karena stablecoin dipatok satu banding satu terhadap aset tertentu. Umumnya, stablecoin dikaitkan dengan dolar AS, sehingga satu stablecoin bernilai USD 1 atau sekitar Rp16.400.
Perusahaan penerbit stablecoin idealnya menyimpan cadangan aset sebagai penjamin nilai koin yang mereka terbitkan, guna menjaga kepercayaan pembeli. Sebagai contoh, jika stablecoin dipatok terhadap dolar AS, maka cadangan yang disimpan bisa berupa uang tunai atau aset setara kas seperti obligasi pemerintah AS jangka pendek.