Jakarta – Kripto telah muncul sebagai isu yang menentukan dalam pemilihan presiden dadakan di Korea Selatan. Para kandidat bersaing untuk mendapatkan dukungan dari basis investor aset digital yang terus berkembang lintas generasi.
Mengutip Cointelegraph, ditulis Rabu (28/5/2025), ketiga kandidat terdepan telah meluncurkan proposal yang ramah terhadap kripto. Ini termasuk legalisasi dana yang diperdagangkan di bursa atau ETF bitoin di posisi USD 109.021 dan pelonggaran aturan perbankan yang kini membatasi perdagangan kiat ke kripto hanya lima platform.
Pemungutan suara pada 3 Juni dijadwalkan akan berlangsung sekitar dua tahun lebih awal, dipicu oleh pemakzulan mantan Presiden Yoon Suk-yeol setelah deklarasi darurat militernya yang kontroversial pada akhir 2024.
Meskipun dengan cepat dibatalkan oleh anggota parlemen, perebutan kekuasaan yang tiba-tiba itu menyebabkan krisis politik dan akhirnya pemecatannya dari jabatan.
Kampanye Yoon pada 2022 sangat bergantung pada janji untuk mereformasi peraturan kripto yang sebagian besar ditujukan kepada pemilih lebih muda. Kali ini, fokus politik pada aset digital semakin meningkat, karena generasi yang lebih tua mulai menuangkan kekayaan yang signifikan ke dalam aset digital.
Debat Pemilihan Presiden Bentrok soal Stablecoin
Pemilihan kali ini diikuti oleh tiga kandidat utama, dan semuanya berjanji untuk memajukan ekonomi kripto lokal. Lee Jae-myung dari Partai Demokrat yang berseberangan kalah dari Yoon dalam pemilihan terakhir dan kembali dengan kampanye kedua yang mendukung kripto.