Jakarta – JD.com dan Ant Group mengajukan proposal penting kepada People\’s Bank of China (PBOC). Mereka mendorong persetujuan stablecoin berbasis renminbi (RMB) untuk transaksi luar negeri. Langkah ini dinilai strategis untuk memperkuat posisi mata uang Tiongkok di kancah global, khususnya dalam sistem pembayaran lintas negara.
Melansir Coincu, Sabtu (5/7/2025), Stablecoin yang diajukan akan didukung oleh RMB dan diluncurkan di pasar luar negeri seperti Hong Kong. Jika disetujui, ini bisa menjadi jalan bagi ekspansi RMB dalam ekosistem keuangan digital global. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari eksekutif JD.com maupun Ant Group terkait proposal tersebut.
Sebagai dua raksasa teknologi terbesar di Tiongkok, JD.com dikenal sebagai platform e-commerce dengan jaringan logistik kuat, sementara Ant Group adalah anak usaha Alibaba yang memimpin di sektor pembayaran digital lewat Alipay. Keduanya melihat stablecoin RMB sebagai alat penting untuk mempercepat internasionalisasi yuan.
Stablecoin RMB untuk Transaksi Lintas Batas
Dalam pertemuan mereka dengan otoritas moneter, JD.com dan Ant Group menekankan urgensi kehadiran stablecoin RMB untuk transaksi internasional. Tujuannya adalah menjadikan yuan lebih kompetitif di pasar global yang selama ini dikuasai oleh dolar AS dan stablecoin yang dipatok pada mata uang tersebut, seperti Tether (USDT).
Menurut laporan, peluncuran awal stablecoin RMB kemungkinan besar akan dilakukan di Hong Kong, kawasan yang memiliki sistem keuangan internasional lebih terbuka dan regulasi kripto yang relatif progresif. Jika proyek ini berhasil, ekspansi ke pasar lain bisa menjadi tahap selanjutnya.
“Jika sistem pembayaran lintas batas yuan tetap kalah efisien dibanding stablecoin berbasis dolar yang beroperasi 24/7 di blockchain, maka ini menimbulkan risiko strategis bagi Tiongkok,” ujar Wang Yongli, mantan Wakil Direktur Bank of China. Komunitas kripto global pun kini mengamati dengan cermat arah regulasi dan reaksi pasar terhadap manuver ini.